Di
tengah tuntutan moral, ada saja orang-orang yang membelot. Pembohong
dan penipu adalah contohnya. Keduanya berbahaya untuk Anda. Bagaimana
cara mewaspadainya? Sebelumnya, saya akan memberikan penjelasan
mengenai pembohong dan penipu.
Pembohong
bagaikan singa. Ia berbahaya, tetapi cenderung bermain “kasar”
sehingga mudah ditebak. Pembohong biasanya akan menempatkan Anda pada
situasi yang tidak nyaman supaya Anda tidak sempat berpikir logis.
Pembohong hanya ingin mendapat keuntungan instan sehingga biasanya ia
tidak menjaga perasaan Anda.
Penipu
bagaikan ular. Ia lebih berbahaya daripada pembohong karena cenderung
bermain “halus” sehingga kewaspadaan korban berkurang, tahu-tahu
saja ia sudah diserang. Menipu adalah pekerjaan jangka panjang.
Seorang penipu mau repot-repot mengakrabkan diri dengan korbannya
supaya ia mendapat kepercayaan. Itulah gawatnya—kalau korban sudah
percaya pada penipu, ia tak akan sadar pada identitas asli si penipu
walaupun sudah ditipu berkali-kali.
Nah,
bagaimana cara mewaspadainya?
Menghadapi
pembohong, Anda hanya perlu berpikir logis dan jangan terbawa
situasi. Karena biasanya tidak direncanakan dengan baik, kebohongan
memiliki banyak celah—kata-kata yang tidak logis, kurangnya
kelengkapan pendukung kebohongan, dan sikap si pembohong yang
janggal. Favorit saya adalah yang terakhir. Manusia memiliki beberapa
kebiasaan saat berbohong: mata melihat ke kanan atas, memegang wajah,
bernapas lebih cepat, mengetuk-ngetukkan kaki dan sebagainya. Anda
tinggal mengeceknya.
Sedangkan
cara untuk mewaspadai penipu… dengarkan kata-kata orang di sekitar
Anda! Penipu biasanya sangat lihai berpura-pura menjadi teman Anda
sehingga Anda tidak merasakan ancaman apa pun. Anda akan dibuatnya
terlena. Oleh karena itu, apabila ada orang—terutama yang dekat
dengan Anda—memberi peringatan mengenai seseorang yang Anda rasa
sangatlah-bukan-penipu, jangan langsung mengabaikannya. Coba cek
kebenarannya terlebih dulu.
Hidup
ini tak seaman yang Anda kira. Terhadap siapapun yang Anda hadapi,
sebaiknya pasanglah mata, telinga, dan terutama feeling
Anda.
No comments:
Post a Comment